Pangkalpinang, exsekusinews.id – Kepala SD Negeri 10 Kota Pangkalpinang, Yuharti, menyampaikan klarifikasi sekaligus permohonan maaf atas pernyataannya yang sempat menjadi perhatian publik usai pertandingan futsal antar sekolah dasar beberapa waktu lalu.
Polemik tersebut bermula dari ucapan Yuharti saat kegiatan pertandingan futsal yang dinilai sebagian pihak kurang tepat dan menimbulkan persepsi negatif.
Menanggapi hal itu, Yuharti mengakui bahwa penyampaian sambutan yang ia sampaikan tidak dipilih dengan kata-kata yang bijak, meskipun tidak memiliki maksud merendahkan atau menjatuhkan mental anak-anak yang bertanding.

Menurutnya, pernyataan tersebut sejatinya dimaksudkan sebagai bentuk nasihat agar pertandingan futsal dapat berlangsung dengan aman, menjunjung sportivitas, serta menghindari potensi kekerasan dalam pertandingan. Namun ia menyadari bahwa cara penyampaiannya membuka ruang salah tafsir di tengah masyarakat.
“Saya menyadari ada kekeliruan dalam penyampaian. Tidak ada niat sedikit pun untuk membuat anak-anak merasa tertekan atau berkecil hati. Ini murni menjadi pelajaran bagi saya agar lebih berhati-hati dalam berbicara,” ujarnya.
Sebagai bentuk tanggung jawab moral, Yuharti telah menyampaikan permintaan maaf secara terbuka kepada pihak-pihak terkait. Ia juga membuat video klarifikasi yang disebarkan melalui media sosial sebagai upaya meredam polemik dan meluruskan maksud dari pernyataannya.
Selain itu, komunikasi dengan Kepala SDN 1 Pangkalpinang juga telah dilakukan dan berlangsung secara baik. Kedua pihak sepakat untuk menyikapi persoalan ini dengan kepala dingin demi menjaga suasana pendidikan yang kondusif dan berorientasi pada kepentingan peserta didik.

Yuharti menegaskan bahwa kejadian ini akan dijadikan bahan evaluasi ke depan, baik secara pribadi maupun dalam lingkungan sekolah. Ia berkomitmen untuk lebih cermat dalam bertutur kata, terutama saat menyampaikan pesan di ruang publik.
Ia berharap, klarifikasi dan permintaan maaf yang telah disampaikan dapat mengakhiri spekulasi yang berkembang serta mengembalikan fokus pada nilai-nilai pendidikan, sportivitas, dan pembinaan karakter anak melalui kegiatan positif seperti olahraga.
Lebih lanjut, Yuharti menilai bahwa kegiatan olahraga di lingkungan sekolah seharusnya menjadi ruang pembelajaran karakter bagi peserta didik, seperti kerja sama, saling menghargai, dan pengendalian emosi.
Oleh karena itu, ia mengajak seluruh pihak, baik pendidik maupun wali murid, untuk bersama-sama menciptakan suasana kompetisi yang sehat dan mendidik.
Dengan berakhirnya klarifikasi ini, ia berharap tidak ada lagi penggiringan opini yang dapat berdampak pada iklim pendidikan di sekolah.
Fokus utama, menurutnya, harus tetap tertuju pada tumbuh kembang anak dan pembentukan mental positif melalui aktivitas sekolah yang aman dan menyenangkan.






